Postingan

Tips bagaimana merencanakan pakaian yang akan dibawa untuk kebutuhan Live-In?

Gambar
Setelah berhasil menentukan jenis tas yang akan digunaka, tantangan selanjutnya adalah berapa banyak pakaian yang akan dibawa, jenis pakaian yang cocok untuk kegiatan Live-In?.Simak artikel dibawah ini, semoga bisa menjadi panduan buat kalian yang masih bimbang. Perencanaan Kebutuhan Pakaian untuk Kegiatan 6 Hari di Desa Buntu dan Wates 1. Latar Belakang Kegiatan luar kota yang berlangsung selama beberapa hari memerlukan perencanaan logistik pribadi yang baik, terutama dalam hal kebutuhan pakaian . Pemilihan dan jumlah pakaian yang tepat akan menunjang kenyamanan, kesehatan, serta efisiensi selama kegiatan berlangsung. Desa Buntu dan Wates memiliki karakteristik cuaca malam yang dingin dan suhu pagi hingga siang yang sejuk , sehingga pemilihan pakaian harus mempertimbangkan kenyamanan termal. Selain itu, berbagai jenis kegiatan seperti outbond, mengajar di sekolah, kegiatan di ladang, kegiatan malam, dan tidur memiliki standar busana tersendiri yang harus dipenuhi. 2. Pendekatan ...

Bingung mau pakai Koper atau Ransel untuk Live - In?

Gambar
Mengapa Travel Bag atau Ransel Lebih Baik Dibanding Koper untuk Perjalanan Live In ke Daerah Buntu dan Wates Selama 6 Hari Perjalanan live in selama enam hari ke daerah Buntu dan Wates , menggunakan kombinasi transportasi bus, kereta, dan mobil bak terbuka , menuntut pemilihan tas yang tidak hanya praktis tapi juga tahan banting. Banyak peserta masih bingung memilih antara tas koper dan tas travel bag atau ransel . Padahal, jika melihat dari sisi kondisi medan, fleksibilitas, dan efisiensi , tas ransel atau travel bag jauh lebih unggul. Berikut ini alasan ilmiah dan berdasarkan pengalaman nyata, mengapa memilih ransel adalah keputusan yang tepat. 1. Medan dan Transportasi yang Tidak Ramah Koper Buntu dan Wates bukanlah kawasan urban dengan trotoar mulus dan jalan beraspal sempurna. Justru sebaliknya, banyak jalur tanah, bebatuan, dan tanjakan curam , terutama saat menuju rumah tinggal penduduk lokal. Dalam situasi seperti ini, koper roda empat yang biasa digunakan di bandara just...

Publikasi Kegiatan Live-In 2025 SMA Santa Laurensia.

Gambar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan-Nya sehingga kegiatan Live-In 2025 yang dilaksanakan di Desa Buntu dan Desa Wates dapat berjalan dengan baik, lancar, dan penuh makna. Kegiatan ini merupakan bagian dari proses pembelajaran kontekstual yang bertujuan untuk membentuk karakter, empati sosial, dan kepedulian siswa terhadap sesama. Melalui pengalaman tinggal bersama masyarakat desa, siswa diharapkan mampu memahami nilai-nilai kehidupan yang sederhana namun penuh kebersamaan dan semangat gotong royong. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kepala SMA Santa Laurensia yang telah mendukung penuh terselenggaranya kegiatan ini, Orang tua siswa kelas X SMA Santa Laurensia atas kepercayaan dan dukungannya, Para guru pendamping yang telah mendampingi dengan penuh dedikasi, Seluruh siswa kelas X SMA Santa Laurensia yang telah mengikuti kegiatan ini dengan semangat dan keterbukaan hati, Kepala Desa Buntu dan Kepala Desa Wates ...

Pulang dengan Cerita: Haru, Bahagia, dan Kenangan Tak Terlupakan

Gambar
Pagi itu, udara terasa berbeda. Ada semilir angin yang membawa rasa rindu, haru, dan tawa yang masih tertinggal. Setelah beberapa hari menjalani kehidupan baru di tengah keluarga asuh, para siswa peserta live-in mulai bersiap untuk pulang. Suasana pagi diawali dengan sarapan sederhana namun penuh makna, lalu dilanjutkan momen paling emosional: berpamitan dengan orang tua asuh yang telah menjadi rumah kedua. Rombongan Buntu dibagi menjadi tiga titik keberangkatan. Dengan mobil bak terbuka yang khas pedesaan, para siswa menempuh perjalanan menuju titik temu sambil menikmati suasana pagi. Di balik tawa dan gurauan, tersimpan perasaan campur aduk — antara sedih meninggalkan kenangan dan senang akan bertemu keluarga Tiba di pickpoint Hotel Horison, semangat kembali menyala. Sambil menunggu rombongan lengkap, momen itu pun dimanfaatkan untuk berfoto bersama. Jepretan demi jepretan kamera menangkap senyum yang tulus, kenangan yang tak akan pudar. Setelah puas berfoto, perjalanan dilanjut...

Hari Terakhir Live-In : Penuh Makna dan Kenangan

Gambar
Tak terasa, hari terakhir kegiatan live-in di Desa Buntu dan Wates pun tiba. Meski menjadi hari pamungkas, semangat kami tak surut. Aktivitas masih berjalan seperti biasa: mengajar anak-anak dengan antusias dan ikut serta dalam keseharian orang tua asuh. Kebersamaan yang singkat, tapi penuh kesan. Sore harinya, sebuah acara spesial digelar— Misa Penutupan . Yang membuatnya istimewa, petugas misa merupakan kolaborasi antara siswa dan warga setempat. Koor ibu-ibu dari Desa Buntu diiringi permainan gamelan yang dimainkan oleh siswa. Meskipun hanya berlatih dua kali, harmoni yang tercipta begitu indah, apalagi dibawakan dalam Bahasa Jawa yang menyentuh hati. Suasana misa sangat khidmat. Semua peserta, baik siswa maupun warga, larut dalam keheningan yang penuh rasa syukur. Dalam homilinya, Romo menyampaikan pesan yang menggugah: "Terimalah, nikmatilah, dan syukurilah setiap pengalaman selama live-in." Pesan ini terasa sangat dalam—mengingatkan kami untuk membuka hati dan mengh...

Hari Penuh Cerita: Dari Kebun Kentang hingga Gamelan Misa

Gambar
Hari ini bukan hari biasa—ini hari penuh warna, keringat, tawa, dan makna. Dimulai dari embun pagi yang masih setia menyelimuti daun-daun, kami sudah siap dengan cangkul dan semangat. Aktivitas pertama: menanam kentang! Tanah yang gembur, udara yang sejuk, dan kerja sama tim bikin suasana makin seru. Sambil bercanda, kami menanam harapan kecil di setiap lubang tanah. Lanjut ke kebun, tempat kami menyapa tanaman-tanaman lain yang juga butuh perhatian. Ada yang menyiram, ada yang mencabut rumput liar, semua sibuk tapi tetap menyenangkan. Menjelang siang, kami meluncur ke pasar Garung. Misi: belanja bahan masak sambil cuci mata. Suasana pasar yang hidup, penjual yang ramah, dan aroma makanan tradisional bikin perut lapar duluan. Tapi kami tetap fokus—list belanja harus lengkap! Setelah itu, kembali ke rutinitas mulia: mengajar di sekolah. Meski lelah, semangat anak-anak selalu jadi booster tersendiri. Hari ini kami berbagi pengetahuan, cerita, dan semangat untuk masa depan. Sementara...

Kebersamaan Sore Hari di Desa Buntu dan Wates (Selasa sore hari)

Gambar
Setelah seharian menjalani aktivitas mengajar dan aktivitas di ladang untuk merasakan keseharian mereka dalam bertani dan mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat desa. Momen ini menjadi kesempatan yang penuh makna, mempererat ikatan antara kami dan keluarga. Menjelang senja, kami berkumpul kembali untuk latihan gamelan. Persiapan ini dilakukan guna menyambut misa penutupan yang akan dilaksanakan di gereja. Suara gamelan yang khas dan harmonis melantunkan lagu "Ambo Samyo Sowan Gusti" untuk desa buntu dan lagu "Horeg" untuk desa wates. Setelah latihan, kami menikmati makan malam bersama keluarga asuh. Suasana hangat dan kekeluargaan terasa begitu kental, menghadirkan kebahagiaan sederhana yang sulit dilupakan. Usai makan malam, kegiatan dilanjutkan dengan doa Rosario. Kami berkumpul di gereja dan beberapa rumah warga untuk berdoa bersama, menutup hari dengan ketenangan dan kekhidmatan. Doa ini menjadi penguat spiritual di tengah padatnya aktivitas. Menjelang ma...