Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Tips bagaimana merencanakan pakaian yang akan dibawa untuk kebutuhan Live-In?

Gambar
Setelah berhasil menentukan jenis tas yang akan digunaka, tantangan selanjutnya adalah berapa banyak pakaian yang akan dibawa, jenis pakaian yang cocok untuk kegiatan Live-In?.Simak artikel dibawah ini, semoga bisa menjadi panduan buat kalian yang masih bimbang. Perencanaan Kebutuhan Pakaian untuk Kegiatan 6 Hari di Desa Buntu dan Wates 1. Latar Belakang Kegiatan luar kota yang berlangsung selama beberapa hari memerlukan perencanaan logistik pribadi yang baik, terutama dalam hal kebutuhan pakaian . Pemilihan dan jumlah pakaian yang tepat akan menunjang kenyamanan, kesehatan, serta efisiensi selama kegiatan berlangsung. Desa Buntu dan Wates memiliki karakteristik cuaca malam yang dingin dan suhu pagi hingga siang yang sejuk , sehingga pemilihan pakaian harus mempertimbangkan kenyamanan termal. Selain itu, berbagai jenis kegiatan seperti outbond, mengajar di sekolah, kegiatan di ladang, kegiatan malam, dan tidur memiliki standar busana tersendiri yang harus dipenuhi. 2. Pendekatan ...

Bingung mau pakai Koper atau Ransel untuk Live - In?

Gambar
Mengapa Travel Bag atau Ransel Lebih Baik Dibanding Koper untuk Perjalanan Live In ke Daerah Buntu dan Wates Selama 6 Hari Perjalanan live in selama enam hari ke daerah Buntu dan Wates , menggunakan kombinasi transportasi bus, kereta, dan mobil bak terbuka , menuntut pemilihan tas yang tidak hanya praktis tapi juga tahan banting. Banyak peserta masih bingung memilih antara tas koper dan tas travel bag atau ransel . Padahal, jika melihat dari sisi kondisi medan, fleksibilitas, dan efisiensi , tas ransel atau travel bag jauh lebih unggul. Berikut ini alasan ilmiah dan berdasarkan pengalaman nyata, mengapa memilih ransel adalah keputusan yang tepat. 1. Medan dan Transportasi yang Tidak Ramah Koper Buntu dan Wates bukanlah kawasan urban dengan trotoar mulus dan jalan beraspal sempurna. Justru sebaliknya, banyak jalur tanah, bebatuan, dan tanjakan curam , terutama saat menuju rumah tinggal penduduk lokal. Dalam situasi seperti ini, koper roda empat yang biasa digunakan di bandara just...

Publikasi Kegiatan Live-In 2025 SMA Santa Laurensia.

Gambar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan-Nya sehingga kegiatan Live-In 2025 yang dilaksanakan di Desa Buntu dan Desa Wates dapat berjalan dengan baik, lancar, dan penuh makna. Kegiatan ini merupakan bagian dari proses pembelajaran kontekstual yang bertujuan untuk membentuk karakter, empati sosial, dan kepedulian siswa terhadap sesama. Melalui pengalaman tinggal bersama masyarakat desa, siswa diharapkan mampu memahami nilai-nilai kehidupan yang sederhana namun penuh kebersamaan dan semangat gotong royong. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kepala SMA Santa Laurensia yang telah mendukung penuh terselenggaranya kegiatan ini, Orang tua siswa kelas X SMA Santa Laurensia atas kepercayaan dan dukungannya, Para guru pendamping yang telah mendampingi dengan penuh dedikasi, Seluruh siswa kelas X SMA Santa Laurensia yang telah mengikuti kegiatan ini dengan semangat dan keterbukaan hati, Kepala Desa Buntu dan Kepala Desa Wates ...

Pulang dengan Cerita: Haru, Bahagia, dan Kenangan Tak Terlupakan

Gambar
Pagi itu, udara terasa berbeda. Ada semilir angin yang membawa rasa rindu, haru, dan tawa yang masih tertinggal. Setelah beberapa hari menjalani kehidupan baru di tengah keluarga asuh, para siswa peserta live-in mulai bersiap untuk pulang. Suasana pagi diawali dengan sarapan sederhana namun penuh makna, lalu dilanjutkan momen paling emosional: berpamitan dengan orang tua asuh yang telah menjadi rumah kedua. Rombongan Buntu dibagi menjadi tiga titik keberangkatan. Dengan mobil bak terbuka yang khas pedesaan, para siswa menempuh perjalanan menuju titik temu sambil menikmati suasana pagi. Di balik tawa dan gurauan, tersimpan perasaan campur aduk — antara sedih meninggalkan kenangan dan senang akan bertemu keluarga Tiba di pickpoint Hotel Horison, semangat kembali menyala. Sambil menunggu rombongan lengkap, momen itu pun dimanfaatkan untuk berfoto bersama. Jepretan demi jepretan kamera menangkap senyum yang tulus, kenangan yang tak akan pudar. Setelah puas berfoto, perjalanan dilanjut...

Hari Terakhir Live-In : Penuh Makna dan Kenangan

Gambar
Tak terasa, hari terakhir kegiatan live-in di Desa Buntu dan Wates pun tiba. Meski menjadi hari pamungkas, semangat kami tak surut. Aktivitas masih berjalan seperti biasa: mengajar anak-anak dengan antusias dan ikut serta dalam keseharian orang tua asuh. Kebersamaan yang singkat, tapi penuh kesan. Sore harinya, sebuah acara spesial digelar— Misa Penutupan . Yang membuatnya istimewa, petugas misa merupakan kolaborasi antara siswa dan warga setempat. Koor ibu-ibu dari Desa Buntu diiringi permainan gamelan yang dimainkan oleh siswa. Meskipun hanya berlatih dua kali, harmoni yang tercipta begitu indah, apalagi dibawakan dalam Bahasa Jawa yang menyentuh hati. Suasana misa sangat khidmat. Semua peserta, baik siswa maupun warga, larut dalam keheningan yang penuh rasa syukur. Dalam homilinya, Romo menyampaikan pesan yang menggugah: "Terimalah, nikmatilah, dan syukurilah setiap pengalaman selama live-in." Pesan ini terasa sangat dalam—mengingatkan kami untuk membuka hati dan mengh...

Hari Penuh Cerita: Dari Kebun Kentang hingga Gamelan Misa

Gambar
Hari ini bukan hari biasa—ini hari penuh warna, keringat, tawa, dan makna. Dimulai dari embun pagi yang masih setia menyelimuti daun-daun, kami sudah siap dengan cangkul dan semangat. Aktivitas pertama: menanam kentang! Tanah yang gembur, udara yang sejuk, dan kerja sama tim bikin suasana makin seru. Sambil bercanda, kami menanam harapan kecil di setiap lubang tanah. Lanjut ke kebun, tempat kami menyapa tanaman-tanaman lain yang juga butuh perhatian. Ada yang menyiram, ada yang mencabut rumput liar, semua sibuk tapi tetap menyenangkan. Menjelang siang, kami meluncur ke pasar Garung. Misi: belanja bahan masak sambil cuci mata. Suasana pasar yang hidup, penjual yang ramah, dan aroma makanan tradisional bikin perut lapar duluan. Tapi kami tetap fokus—list belanja harus lengkap! Setelah itu, kembali ke rutinitas mulia: mengajar di sekolah. Meski lelah, semangat anak-anak selalu jadi booster tersendiri. Hari ini kami berbagi pengetahuan, cerita, dan semangat untuk masa depan. Sementara...

Kebersamaan Sore Hari di Desa Buntu dan Wates (Selasa sore hari)

Gambar
Setelah seharian menjalani aktivitas mengajar dan aktivitas di ladang untuk merasakan keseharian mereka dalam bertani dan mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat desa. Momen ini menjadi kesempatan yang penuh makna, mempererat ikatan antara kami dan keluarga. Menjelang senja, kami berkumpul kembali untuk latihan gamelan. Persiapan ini dilakukan guna menyambut misa penutupan yang akan dilaksanakan di gereja. Suara gamelan yang khas dan harmonis melantunkan lagu "Ambo Samyo Sowan Gusti" untuk desa buntu dan lagu "Horeg" untuk desa wates. Setelah latihan, kami menikmati makan malam bersama keluarga asuh. Suasana hangat dan kekeluargaan terasa begitu kental, menghadirkan kebahagiaan sederhana yang sulit dilupakan. Usai makan malam, kegiatan dilanjutkan dengan doa Rosario. Kami berkumpul di gereja dan beberapa rumah warga untuk berdoa bersama, menutup hari dengan ketenangan dan kekhidmatan. Doa ini menjadi penguat spiritual di tengah padatnya aktivitas. Menjelang ma...

Cerita Hari Ini dari Desa Buntu dan Desa Wates – Live-In 2025 SMA Santa Laurensia

Gambar
Hari ini jadi salah satu hari yang nggak akan kami lupakan. Udara pagi di Desa Buntu dan Desa Wates terasa sejuk banget—bukan cuma karena kabut tipis yang menyelimuti desa, tapi juga karena sambutan hangat dari warga yang bikin hati adem.  Dari jendela rumah, kami lihat perkebunan terbentang luas, burung-burung terbang rendah, dan suara ayam serta motor bebek jadi backsound khas pagi pedesaan. Beberapa dari kami bangun lebih pagi dari biasanya, bukan karena alarm, tapi karena suara alam dan rutinitas pagi keluarga asuh. Ada yang langsung bantu nyapu halaman, ada yang diajak bikin teh manis di dapur kayu, dan ada juga yang duduk bareng bapak asuh sambil ngobrol santai soal tanaman dan musim panen. Ada juga yang belanja kebutuhan sehari hari di pasar mini depan rumah. Rasanya kayak pulang ke kampung sendiri. Setelah sarapan, kegiatan utama kami dimulai: ngajar ! Di dua desa ini, siswa dibagi ke beberapa SD yaitu SD Negeri Buntu 1 dan 2, SD Negeri Wates untuk jadi “guru sehari.” Awa...

Perjalanan Menuju Desa Buntu dan Wates

Gambar
Pagi itu, suasana di Queen Garden Hotel sudah ramai sejak jam 08.00. Rombongan bersiap memulai perjalanan seru menuju dua desa yang sudah ditunggu-tunggu: Desa Buntu dan Desa Wates. Kami naik bus ukuran sedang yang hanya bisa mengantar sampai pick point di Hotel Horison.  Kenapa? Karena setelah itu jalannya makin kecil dan menanjak, jadi harus ganti kendaraan ke mobil-mobil kecil yang lebih lincah melibas tanjakan. Kami sempat istirahat di pengisian bensin didaerah Wonosobo. Nah, di sinilah keseruan dimulai. Buat banyak siswa, naik mobil kecil di jalan sempit dan naik-turun kayak roller coaster alami ini jadi pengalaman pertama yang deg-degan tapi juga bikin ketawa-ketawa seru. Antusias? Banget! Sekitar jam 12.00 siang, rombongan akhirnya sampai di lokasi dan langsung dibagi jadi dua kelompok: satu ke Desa Buntu, satu lagi ke Desa Wates. Setibanya di sana, para siswa disambut hangat oleh orang tua asuh yang akan jadi keluarga mereka selama kegiatan Live-in . Momen perkenalan pu...

Suasana Malam Pertama di Hotel Queen Garden: Hangat, Syahdu, dan Penuh Cerita

Gambar
Malam pertama dalam rangkaian kegiatan Live-In 2025 dibuka dengan nuansa yang benar-benar berbeda. Bertempat di Hotel Queen Garden , para peserta disambut suasana malam yang tenang, hangat, dan penuh kenyamanan. Hotel ini bukan hanya tempat menginap biasa—fasilitas cukup lengkap, desain minimalis, dan sentuhan alami menjadikannya lokasi ideal untuk memulai perjalanan penuh makna. Hotel ini merupakan salah satu dari 3 hotel besar yang dibangun di purwokerto akhir 80 dan masih bertahan hingga sekarang. Hotel Queen Garden memberikan pengalaman menginap yang menyenangkan. Kamarnya cukup bersih, rapi, dan dilengkapi dengan  fasilitas modern  seperti, Wi-Fi di setiap titik sudut hotel, dan kamar mandi dalam. Ada ruang santai untuk berkumpul, taman terbuka hijau untuk melepas penat, hingga  stasiun pengisian daya mobil listrik  di area parkir—bukti bahwa hotel ini peduli terhadap lingkungan dan siap menyambut era teknologi hijau. Tepat setelah matahari terbenam, kegiatan ...

Petualangan Seru di Baturraden Adventures Forest: Bikin Kompak dan Nambah Seru!

Gambar
Setelah menempuh perjalanan dari Jakarta menggunakan kereta Argo Semeru dan akhirnya menginjakkan kaki di Purwokerto, semangat kami nggak padam—malah makin membara! Tujuan berikutnya? Baturraden Adventures Forest (BAF) , tempat yang kece banget buat seru-seruan sambil ningkatin kekompakan tim. Begitu sampai di area BAF yang adem dan dikelilingi hijaunya pepohonan, kami langsung disambut dengan suasana yang ramah dan santai. Kegiatan dimulai dengan sesi perkenalan dan ramah tamah, yang bikin suasana langsung cair. Nggak perlu waktu lama, semuanya udah pada nyambung dan mulai akrab satu sama lain. Setelah itu, masuk ke bagian paling ditunggu-tunggu: permainan seru dan penuh tantangan! Mulai dari games yang ngasah strategi, sampai tantangan fisik yang bikin jantung deg-degan tapi tetap fun banget. Di setiap permainan, kami diajak untuk kerja sama, saling dukung, dan yang paling penting: percaya satu sama lain. Nggak cuma seru, tapi juga bikin kami makin solid sebagai satu tim. Kegiat...

Keberangkatan Live-In 2025: Perjalanan Siswa Kelas 10 SMA Santa Laurensia ke Desa Buntu dan Desa Wates Wonosobo Jateng.

Gambar
  Pada hari yang dinanti-nantikan, siswa kelas 10 SMA Santa Laurensia memulai perjalanan Live-In 2025 menuju Desa Buntu dan Desa Wates. Keberangkatan dilakukan dari Stasiun Gambir menggunakan Kereta Argo Semeru pada pukul 06.20 WIB. Seluruh proses keberangkatan berlangsung lancar dan tertib, berkat kerja sama yang sangat baik dengan pihak Stasiun Gambir. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Kepala Stasiun, Bapak Ridwan, yang telah memberikan bantuan penuh sehingga tidak ada satu pun siswa yang tertinggal. Dukungan dari pihak stasiun benar-benar memberikan ketenangan bagi para guru dan panitia dalam mengatur perjalanan besar ini. Sebagai salah satu panitia yang terlibat langsung, saya pribadi mendapatkan banyak pelajaran berharga. Salah satunya adalah memahami prosedur resmi pemesanan tiket rombongan yang diterapkan oleh PT KAI. Proses ini tidak hanya mengajarkan tentang ketepatan administrasi, tetapi juga pentingnya koordinasi yang rapi sejak awal. Ta...